Rabu, 28 Desember 2016

Bom, Oma Manado dan Gw

Jangankan dengan BOM, suara Oma Manado tetangga gw kalo lagi nasehatin cucu aja masih sering bikin gw deg-degan. Padahal gw hafal banget, sioma ini orangnya baik luar biasa dan jiwa toleransinya top banget. Bayangkan beliau ini tinggal sama anak-anak dan cucu yang sudah menjadi muslim sedangkan beliau masih Nasrani. Dan seisi komplek juga udah tau, kalo si Oma ini ga pemarah, ramah sangat malahan.

Jadi intinya gw takut sama bom. Bom apapun itu, termasuk BOM buat nyuci baju. Selain kurang wangi nyuci baju dengan bom juga ga efektif digunakan pake robot kotak ajaib.

Minggu, 25 Desember 2016

Pudarnya Romantisme Nevertiti

Bahagia itu bisa jadi sangat sederhana

Hei kawan,
Hari ini adalah hari pernikahan teman gw Nur dan Suaminya Marwan. Pernikahan kedua buat mereka berdua. Nur dicerai suami pertama 3 tahun lalu karena ga mau dimadu dan siwanita pengoda sudah terlalu jauh masuk kedalam kehidupan ruma tangga mereka. Sedangkan Istri Pak Marwan meninggal 3 bulan lalu karena kanker Payudara.

Pernikahan kedua dan sederhana.

Dan perasaan gw ga kaya biasanya setiap menghadiri pernikahan teman atau sahabat. Biasanya gw akan sedih dan menuntut dalam hati, ya Allah......aku kapan?
Mungkin masa-masa seperti itu sudah lama berlalu.

Sabtu, 24 Desember 2016

Shopping MAP

Nge-Guide di Tanah Abang
Purple Lingerie (Wedding gift buat kak Inur)

“Hei” Katanya.
“Yuk beli kadonya ke Brother Land aja”
Setahun terakhir emang sinyal gw lagi lemot. Brotherland, wow! Mungkin ini tempat belanjanya emak-emak kelas jetset. H-1 dari seminggu janjian menyanggupi para emak-emak keceh ini shopping baru gw tau, Brotherland itu maksune TANAH ABANG. Hohohoh, ini mah tempat gw sarapan dan makan siang selama 4 tahun. Ladies, ini bukan bagian pentingnya, permasalahannya adalah pada BAGAI MANA POLA WANITA BERBELANJA.

Ini bisa elo para laki-laki jadiin referensi. Gw berani garansi 92% akurat. Buktinya ini gw teler setelah seharian jalan sama emak-emak itu. Kaki gw melepuh dan kepala keliyengan.

Tujuan utama para emak-emak 30 tahunan ini gw temanin adalah mencari kado buat teman kami yang akan menikah. Lingerie (ampuuuun jangan bully gw menyebut kata ini, karena menulis harus 5W1H bukan....?) jadi gw harus banget menjelaskan tentunya APA itu yang intinya mereka cari. Dan dalam fikiran gw, cukup pergi kelantai 5 blok A, karena disanalah pusat lingerie berkualitas lumayan untuk kado (sumpah, ini bukan endorse) trus pilih model yang sopan dan seksi (sopanseksi eta kumahanya?), pilih warna, bayar dan pulang. Gw predisksi 2 jam cukuplah plus macet-macetnya tanah abang.


Bentar, gw ngurut betis yang membengkak dulu. Bentar.

Kamis, 22 Desember 2016

Tangisan dan Hari Ibu

Amma gw yang hebat
Temans, kapan kalian terakhir menangis sama ibu kalian??

Gw?
Sebelum kemaren, gw sudah lupa persisnya kapan terakhir menangis sama amma, sepertinya terakhir kali adalah saat mau sekolah SD. Sebagai anak tertua dan punya seperempat kodi adik, maka gw selalu dipermalukan saat baru saja akan memulai menangis.

Mari lihat,
“Nangis, ih ga malu sama adek”
“Sudah besar, sudah punya adek kok masih cengeng”
“Kalah sama adek, adeknya aja ga nangis tuh”


Maka akhirnya gw simpulkan (saat itu), bahwa punya banyak adek itu, bahwa menjadi besar itu dan bahwa rasa malu itu tidak boleh menangis. Jadilah gw akan mati-matian menahan tangis kalaupun ada yang membuat gw sedih. Karena takut dikira cengeng dan kalah sama adek. Padahal aslinya gw adalah makhluk paling tukang mewek sedunia. Dikit-dikit nangis (ngumpet dikamar dan ditutupin pake bantal biar tangisnya ga kedengaran, pas dirumah sudah ada kran shower ya nyalain shower sambil keramas sambil nangis kenceng-kenceng atau gw akan curhat sambil mewek sepuas-puasnya sampe bibir dower, mata bengkak, lengan baju asin kesahabat yang gw rasa ga kan ngatain gw cengeng). Jadi, gw itu ga nangis didepan amma dan adek-adek gw yang seperempat kodi itu aja ya, kalau didepan sahabat dekat mah sudah hafal lah mereka, saat gw sms (zaman doeloe) atau wasap-an jaman sekarang dan bilang “lagi sibuk ga?” itu artinya adalah “hei, lu ada waktu kan buat dengerin tangisan pilu gw?”

Kamis, 15 Desember 2016

Merekonstruksi Jarak Antara Kita

Peserta Aksi Super Damai 212 berjumlah 7,5 Juta Orang

Makna SuperDamai 212,
Dalam setengah hari yang singkat, kita peserta aksi 212 sesungguhnya sedang memprint implementasi Islam kedalam perilaku dan adab. Kita print adab menerima tamu kepada saudara yang berjalan ratusan kilometer dari Ciamis, mereka menempati shaf pertama didepan panggung utama. Kita print perilaku cinta pada lingkungan dan kebersihan, ada ribuan santri-santriwati bersenjatakan sapu lidi. Kita print sebuah catatan mendasar tentang betapa berdamainya Islam dengan demokrasi, kita masih mengutamakan dialog dalam tekanan berat kepolisian dibidang transportasi. Disisi lain kita cetak untuk disaksisakan milliaran mata manusia, bahwa Islam punya adab terhadap pemimpin. Kita undang dan kita berikan kesempatan terbaik untuk presiden menyuarakan pandangannya, sekalipun intinya hanya 'selamat jalan dan pulanglah kalian dengan tertib'.

Tips Menjemur Pakaian (Sesuai Gunjingan Emak-Emak)

Years Later, Suatu Siang di Pulau payung
aku belajar dari gunjingan ini,
waktu itu aku masih SMP, dikantin sekolah. kalau tidak salah waktu itu aku nongkrong dikantin dengan sepiring lontong pical. aku cabut, maklum anak setengah bandel, yang penting prestasi kan oke, hehheehe
kira-kira bunyi gunjingan itu seperti ini
ibu A : anak sianu (sebut nama), udah gadis, kalo jemur pakaian kayak tong sampah
ibu B : iya, apa ga diajarin ya sama mak nya
ibu A : anak sama mak nya sama aja
ibu B : setidak nya ya dipisahkan la ya,..... atasan sama atasan, bawahan sama bawahan, pakaian dalam jangan di campur kain lap,

aku diam-diam nguping, Oooooo,....ternyata itu standarisasi nya. besok-besoknya kalau aku jemur pakaian sering aku periksa ulang, sudah standar belum aturan nya xixiixixi....
kadang hal-hal kecil begini, atas ketidak berestetikaan nya kita dalam beberapa hal bisa menyebabkan orang lain berdosa dengan menggunjingi kita.
so?

Selasa, 13 Desember 2016

Air Mata Buaya Sang ABG

Years Later :)
Ini cerita gw tahun 1999
(AIR MATA BUAYA ABG)

Sebagai ABG labil dan sedikit punya massa juga masalah disekolah. Maka ulah gw ga tanggung-tanggung. Demo Turunkan SPP dan Turunkan Kepsek!

Kenapa gw bisa punya massa cukup?
Secara penasehat Osis, secara juara umum bertahan level 2 (bisa nembus level satu sekali2 nya pas mau tamat, huh!) dan ketua kelas pula, maka orasi gw yang berapi-api sepulang sekolah itu dapat takbir luar biasa dari ABG labil lainnya.

Fix, besoknya kita DEMO!

Jumat, 02 Desember 2016

Nenek Ju dan Aksi 212

Nenek Ju, Peserta Aksi 212

Nenek Ju Ini sudah gadis saat penjajahan jepang (pengakuan beliau), sempat tidak dibolehkan oleh anak-anak dan cucu untuk ikut aksi bela Islam 212. Tapi beliau bersikeras untuk ikut.
Kata beliau 
"Allahuakbar, kebenaran harus diperjuangkan"

Jalan beliau tegap, sesekali berhenti untuk bertakbir walau suara beliau serak karena usia. Beliau sangat ramah dan selalu tersenyum saat diajak ngobrol atau foto bareng, sedangkan kedua tangan beliau memegangi poster penjarakan PENISTA AGAMA dengan kokoh.
Ada seorang ikhwan yang berujar,
"Wah nenek jadi selebriti nya 212 nih"

Catatan Aksi Super Damai 212

Aksi Bela ISlam Tiga (212) di Monas


SAYA KECEWA!!

Jujur, saya tidak puas dengan aksi damai 212 ini. Bayangkan, dengan enam juta orang yang datang dengan segala keringat darah. ENAM JUTA ORANG. Dan kita hanya berdoa bersama dan sholat dibawah guyuran hujan, jangankan mengetuk pintu pagar istana, jalan dari monas menuju istana saja dijejelin kawat berduri dan kita pun tak hendak menyentuhnya. Saya kecewa, sebegitu lemah lembut (baca: tak berdaya), sebegitu pemaaf (baca : hingga tak tau apa itu harga diri), sebegitu pengecut (sudah berjuta orang pun tak sanggup berbuat apa-apa) nya umat Islam ini.

Buat apa jauh-jauh berjalan kaki 300 kilo meter sampai kaki berdarah-darah kalau hanya untuk sholat jumat berjamaah saja dilapangan dengan guyuran hujan. Hanya begitu saja? Aksi ini aksi mahal!